Kamis, 16 September 2010

SISTEM INDERA

INDERA PEMBAU 
Indra pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak bergerombol seperti tunas pengecap.
Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel olfaktori yang khusus dengan aksonakson yang tegak sebagai serabut-serabut saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau pada permukaan epitelium mengandung beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap bahan kimia bau-bauan di udara.

 

Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah. 

1. Susunan Telinga
Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.



a. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang telinga). Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering. 

b. Telinga tengah
Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga tengah dengan faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani. Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela oval dan jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan membran yang transparan.
Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan (inkus). Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas.
Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari gendang telinga (membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval. 

c. Telinga dalam
Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin membran.
Ada 5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut.
  1. Tiga saluran setengah lingkaran
  2. Ampula
  3. Utrikulus
  4. Sakulus
  5. Koklea atau rumah siput
Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga saluran setengah lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ keseimbangan, dan keempatnya terdapat di dalam rongga vestibulum dari labirin tulang.
Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran yang sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela oval, saluran tengah dan saluran timpani yang berhubungan dengan jendela bundar, dan saluran (kanal) yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh membran. Di antara saluran vestibulum dengan saluran tengah terdapat membran Reissner, sedangkan di antara saluran tengah dengan saluran timpani terdapat membran basiler. Dalam saluran tengah terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran tektorial yang paralel dengan membran basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar tersebar di permukaan membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan membran tektorial. Dasar dari sel pendengar terletak pada membran basiler dan berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka terhadap rangsang bunyi ini disebut organ Korti.

Cara kerja indra pendengaran
Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairanlimfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaputbasiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran. 

2. Susunan dan Cara Kerja Alat Keseimbangan
Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus.
Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala.
Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.

INDERA PENGECAP
 Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap. Tunas pengecap terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut.
Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk dataran yang dikelilingi parit-parit, dan bentuk jamur. Tunas pengecap terdapat pada paritparit papila bentuk dataran, di bagian samping dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang.


Indra mempunyai sel-sel reseptor khusus untuk mengenali perubahan lingkungan. Indra yang kita kenal ada lima, yaitu:
  1. Indra penglihat (mata)
  2. Indra pendengar (telinga)
  3. Indra peraba (kulit)
  4. Indra pengecap (lidah)
  5. Indra pencium (hidung).
Kelima indra tersebut berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan luar, oleh karenanya disebut eksoreseptor.
Reseptor yang berfungsi untuk mengenali lingkungan dalam, misalnya nyeri, kadar oksigen atau karbon dioksida, kadar glukosa dan sebagainya, disebut interoreseptor.
Sel-sel interoreseptor misalnya terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding saluran pencernaan, dinding pembuluh darah, dan lain sebagainya. Akan tetapi, sesungguhnya interoreseptor terdapat di seluruh tubuh manusia. Interoreseptor yang membantu koordinasi dalam sikap tubuh disebut kinestesis.

 
INDERA PENGLIHAT (MATA)
Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna. Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata.

1. Bola Mata
Bola mata mempunyai 3 lapis dinding yang mengelilingi rongga bola mata. Ketiga lapis dinding ini dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.




a. Sklera
Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat; berwarna putih buram (tidak tembus cahaya), kecuali di bagian depan bersifat transparan, disebut kornea. Konjungtiva adalah lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini berfungsi melindungi bola mata dari gangguan.

b. Koroid
Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam; merupakan lapisan yang berisi banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna. Di bagian depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk. Badan siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi dari otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.

c. Retina
Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak. Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta.
Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi dua, yaitu bagian depan terletak di depan lensa berisi carian yang disebut aqueous humor dan bagian belakang terletak di belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar.
Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radang konjungtiva disebut konjungtivitis.
Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis.
Air mata mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam mata. 

2. Otot Mata
Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera. Empat di antaranya disebut otot rektus (rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, dan rektus internal). Otot rektus berfungsi menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah. Dua lainnya adalah otot obliq atas (superior) dan otot obliq bawah (inferior).

3. Fungsi Mata
Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kali yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor. Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar.
Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang (sel basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu. Kedua macam pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel batang. Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi untuk situasi kurang terang, sedangkan pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk membedakan warna, makin ke tengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning hanya ada sel konus saja.
Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu senyawa protein dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari, maka rodopsin akan terurai menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali pigmen terjadi dalam keadaan gelap. Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut adaptasi gelap (disebut juga adaptasi rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata sulit untuk melihat.
Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang merupakan gabungan antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang peka terhadap warna merah, hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel konus tersebut mata dapat menangkap spektrum warna. Kerusakan salah satu sel konus akan menyebabkan buta warna.
Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum proximum). Jarak terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik jauh (punctum remotum). Jika kita sangat dekat dengan obyek maka cahaya yang masuk ke mata tampak seperti kerucut, sedangkan jika kita sangat jauh dari obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat kecil sehingga sinar tampak paralel. Lihat Gambar 11.18. Baik sinar dari obyek yang jauh maupun yang dekat harus direfraksikan (dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam pada retina agar obyek terlihat jelas. Pembiasan cahaya untuk menghasilkan penglihatan yang jelas disebut pemfokusan.

INDERA PERABA

Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan.
 
1. Susunan Kulit
Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama adalah stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar lapisan germinativum terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan. Lapisan ketiga merupakan lapisan yang transparan disebut stratum lusidum dan lapisan keempat (lapisan terluar) adalah lapisan tanduk disebut stratum korneum.

 

 

Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yang terdiri dari serat yang berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat kuning bersifat elastis/lentur, sehingga kulit dapat mengembang.
Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk kelenjar keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal akar rambut melekat otot penggerak rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut mengerut dan rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik. 

2. Fungsi Kulit
Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh.
Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptorreseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.




 

AIDS (Acquired Immun Deficiency Syndrome)


HIV dapat ditemukan dalam cairan tubuh seperti darah, cairan semen, cairan vagina dan air susu ibu.

HIV ditularkan melalui seks penetratif (anal atau vaginal) dan oral seks; transfusi darah; pemakaian jarum suntik terkontaminasi secara bergantian dalam lingkungan perawatan kesehatan, dan melalui suntikan narkoba; dan melalui ibu ke anak, selama masa kehamilan, persalinan, dan menyusui.

Penularan Secara Seksual
HIV dapat ditularkan melalui seks penetratif yang tidak terlindungi. Sangat sulit untuk menentukan kemungkinan terjadinya infeksi melalui hubungan seks, kendatipun demikian diketahui bahwa risiko infeksi melalui seks vaginal umumnya tinggi. Penularan melalui seks anal dilaporkan memiliki risiko 10 kali lebih tinggi dari seks vaginal. Seseorang dengan infeksi menular seksual (IMS) yang tidak diobati, khususnya yang berkaitan dengan tukak/luka dan duh (cairan yang keluar dari tubuh) memiliki rata-rata 6-10 kali lebih tinggi kemungkinan untuk menularkan atau terjangkit HIV selama hubungan seksual.
Dalam hal penularan HIV, seks oral dipandang sebagai kegiatan yang rendah risiko. Risiko dapat meningkat bila terdapat luka atau tukak di sekitar mulut dan jika ejakulasi terjadi di dalam mulut.

Penularan melalui pemakaian jarum suntik atau semprit secara bergantian
Mempergunakan kembali atau memakai jarum atau semprit secara bergantian merupakan cara penularan HIV yang sangat efisien. Risiko penularan dapat diturunkan secara berarti di kalangan pengguna narkoba suntikan dengan penggunaan jarum dan semprit baru yang sekali pakai, atau dengan melakukan sterilisasi jarum yang tepat sebelum digunakan kembali. Penularan dalam lingkup perawatan kesehatan dapat dikurangi dengan adanya kepatuhan pekerja pelayanan kesehatan terhadap Kewaspadaan Universal (Universal Precautions).

Penularan dari Ibu ke Anak (Mother-to-child transmission - MTCT)
HIV dapat ditularkan ke anak selama masa kehamilan, pada proses persalinan, dan saat menyusui. Pada umumnya, terdapat 15-30% risiko penularan dari ibu ke anak sebelum dan sesudah kelahiran. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi risiko infeksi, khususnya jumlah virus (viral load) dari ibu pada saat kelahiran (semakin tinggi jumlah virus, semakin tinggi pula risikonya.). Penularan dari ibu ke anak setelah kelahiran dapat juga terjadi melalui pemberian air susu ibu.

Penularan melalui transfusi darah
Kemungkinan risiko terjangkit HIV melalui transfusi darah dan produk- produk darah yang terkontaminasi ternyata lebih tinggi (lebih dari 90%). Kendatipun demikian, penerapan standar keamanan darah menjamin penyediaan darah dan produk- produk darah yang aman, memadai dan berkualitas baik bagi semua pasien yang memerlukan transfusi. Keamanan darah meliputi skrining atas semua darah yang didonorkan guna mengecek HIV dan patogen lain yang dibawa darah, serta pemilihan donor yang cocok.

Penularan melalui ciuman di mulut berisiko sangat rendah, dan belum ada bukti bahwa virus HIV dapat menyebar lewat air ludah karena berciuman.


Risiko penularan HIV terjadi bila alat yang digunakan terkontaminasi virus HIV dan tidak disterilkan terlebih dahulu atau digunakan secara bergantian dengan orang lain. Alatyang digunakan secara disuntikkan pada kulit hendaknya dipakai hanya satu kali, kemudian dibuang atau dicuci dan disterilkan secara seksama.


Segala jenis pelukaan dengan menggunakan benda yang tidak disterilkan, seperti silet atau pisau, dapat menularkan HIV. Memakai pencukur jenggot secara bergantian hendaknya dihindarkan, kecuali benda-benda tersebut disterilkan sepenuhnya sebelum digunakan.

Selalu ada risiko penularan bila berhubungan seks dengan seseorang penyandang HIV-positif. Risiko dapat dikurangi secara signifikan bila kondom digunakan secara konsisten dan tepat.
 
Tidak. Tidaklah aman bagi dua orang yang terinfeksi HIV untuk melakukan hubungan seks yang tak terlindungi karena adanya kemungkinan infeksi ulang dengan HIV tipe lain, dan kemungkinan menularnya infeksi menular seksual (IMS). Penggunaan kondomsangat disarankan ketika kedua pasangan terinfeksi. 
orang yang terinfeksi virus HIV

Rabu, 15 September 2010

Sistem Respirasi Pada Manusia

1. Alat Pernapasan

Terdiri dari : rongga hidung, faring, trakea, bronkus, paru-paru (bronkiolus dan alveolus)

a. Rongga hidung (cavum nasalis)

Didalamnya terdapat :
  • Selaput lendir dan rambut, yang berfungsi untuk menahan benda-benda asing yang ikut masuk dalam rongga hidung, seperti debu dan kuman.
  • Konka, yang mengandung banyak kapiler darah sehingga dapat menghangatkan udara yang dapat masuk ke dalam sistem pernapasan. 
b. Pangkal Tenggorokan (Faring)
  • Merupakan pertemuan antara saluran pernapasan di bagian depan dan saluran pencernaan di bagian belakang
  • Pada bagian belakan faring terdapat laring (tekak). Pada bagian laring ini terdapat pita suara (pita vokalis), yang jika bergetar menimbulkan suara. 
c. Batang Tenggorokan (Trakea)
  • Berupa cincin-cincin tulang rawan yang memiliki silia-silia pada dinding dalamnya yang berfungsi menyaring benda-benda asing yang ikut masuk dalam saluran pernafasan.
d. Bronkus
  • Merupakan percabangan dari trakea. Trakea bercabang menjadi 2, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri.
  • Struktur lapisan mukosa bronkus hampir sama dengan trakea
  • Bronkus kanan dan kiri masing-masing bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus yang merupakan salah satu komponen paru-paru.

e. Paru-paru (Pulmo)
  • Terletak dalam rongga dada, di bagian bawah berbatasan dengan diafragma (diafragma merupakan pembatas antara rongga perut dan rongga dada), sedang di depan dan di samping dibatasi oleh tulang rusuk
  • Paru-paru kanan terdiri dari 3 lobus, sedang paru-paru kiri terdiri dari 2 lobus
  • paru-paru tersusun atas bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah.


2. Mekanisme Pernapasan

Berdasarkan tempat terjadinya pertukaran gas 
  1. Pernapasan luar (eksternal) : pertukaran gas yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah pada kapiler. Dalam hal ini darah menerima Oksigen dari udara dan memberikan karbondioksida kepada udara.
  2. Pernapasan dalam (internal) : pertukaran gas yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Dalam hal ini darah memberikan Oksigen kepada sel dan menerima Karbondioksida dari sel
Berdasarkan organ yang terlibat
  1. Pernapasan dada : melibatkan otot-otot antar tulang rusuk
  2. Pernapasan perut : melibatkan otot-otot diafragma.

Sumber : Forum Tentor, 231

Selasa, 14 September 2010

Sistem Ekskresi pada Manusia

  1. Paru-Paru
Disamping sebagai alat pernafasan, paru-paru juga berfungsi sebagai alat untuk mengekskresikan sisa-sisa metabolisme yang berupa karbondioksida dan uap air.
 
2. Hati (Hepar)
Hati merupakan alat ekskresi terbesar dalam tubuh kita. Zat sisa yang dikeluarkan dari hati adalah empedu. Fungsi hati selain menghasilkan empedu adalah untuk : 
  • menyimpan gula dalam bentuk glikogen
  • penawar racun dari makanan
  • membentuk dan merombak protein tertentu
  • membentuk sel darah yang terjadi pada waktu janin
  • membuang urea ke ginjal 


3. Kulit
Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh kita yang berfungsi sebagai pelindung. Fungsi kulit, yaitu :
  • melindungi tubuh terhadap kerusakan fisik (gesekan, benda runcing, benturan), penyinaran, zat kimia, panas, dan kuman penyakit.
  • menerima rangsangan dari luar (eksteroreseptor)
  • mengatur suhu badan dan menjaga pengeluaran air
  • sebagai alat ekskresi yang mengeluarkan zat sisa berupa keringat
Kulit terdiri atas dua lapisan utama, yaitu epidermis dan dermis. 
a. Epidermis, terdiri dari :
  • Stratum Korneum, zat tanduk yang tersusun dari sel-sel mati, yang selalu mengelupas dan akan diganti dengan yang baru
  • Stratum lusidum, lapisan yang tidak berpigmen
  • Stratum granulosum, lapisan yang berpigmen
  • Stratum germinativum, lapisan yang terus-menerus membentuk sel-sel baru ke arah luar dan menggantikan sel-sel yang mati atau terkelupas. 
b. Dermis, di dalamnya terdapat kelenjar keringat (grandula sudorifera), kelenjar minyak (grandula sebacea), pembuluh darah, dan serabut saraf.
Penampang melintang Kulit      

4. Ginjal
a. Fungsi Ginjal 
  • mengekskresikan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen, misalnya amonia
  • mengekskresikan zat-zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya vitamin yang larut dalam air
  • mempertahankan cairan ekstraseluler dengan jalan mengeluarkan air yang berlebihan
b. Letak dan Struktur Ginjal
  • ginjal terletak di dorsal kiri dan kanan tulang belakang di daerah pinggang. Rongga ginjal dihubungkan oleh ureter ke kandung kencing (vesika urinaria) yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara urin sebelum dikeluarkan dari tubuh.
  • ginjal terdiri dari 3 bagian utama, yaitu:korteks, medula, dan pelvis renalis.
  • korteks mengandung kurang lebih 100 juta nefron, sehingga permukaan kapilernya luas dan dengan demikian menambah kapasitas perembesan zat buangan
  • setiap nefron terdiri dari badan malpigi dan tubulus (saluran) yang panjang
  • dalam badan malphigi terdapat Kapsula bowman yang berupa selaput sel pipih berbentuk mangkuk. Dalam kapsul Bowman terdapat glomerulus yang berupa jalinan kapiler arterial.
  • tubulus yang dekat dengan badan malpigi dinamakan tubulus konkortus proksimal, pada dinding selnya terdapat banyak mitokondria. Selain itu, juga terdapat tubulus konkortus distal.







GENETIKA

A.Istilah-Istilah Penting

Genetika (ilmu keturunan) adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. Bapak genetika adalah Johann Gregor Mendel (1822-1884) melalui percobaan pada kacang ercis. Prinsip-prinsip genetika kini dikenal dengan Hukum Mendel.

Beberapa istilah yang berkaitan dengan pewarisan sifat menurun:
•Parental (P) = induk
•Filial (F) = keturunan
•Gen, pembawa sifat, disimbolkan dengan huruf, biasanya huruf pertama dari suatu sifat.
Contoh :
Sifat merah dilambangkan dengan huruf
M, bila bersifat dominan (sifat kuat, menutup sifat-sifat lainnya)
m, bila bersifat resesif (sifat lemah, tertutup oleh sifat lainnya)

•Genotip, susunan gen, merupakan sifat individu yang tidak dapat diamati, diberi simbol dobel.
Contoh :
-AA, Aa, aa, BB, Bb, bb (satu sifat)
-AABB, AaBb, aaBB, aabb (dua sifat)
Genotip homozigot, genotip yang disusun oleh gen

•Fenotip, sifat yang dapat diamati, dipengaruhi oleh faktor genotip dan faktor lingkungan. Misalnya, bentuk, warna, ukuran, golongan darah dan rasa.
•Alel, anggota sepasang gen. Misalnya,
Genotip Aa, maka A adalah alel a
Genotip Bb, maka B adalah alel b
Catatan : A bukan alel B maupun b, begitu selanjutnya

B.Penurunan Sifat dalam Hukum Mendel

Mendel menemukan hukum-hukumnya dengan ketekunan percobaan penelitiannya. Hasil percobaan yang mengesankan adalah dengan kacang ercis (Pisum sativum). Tanaman ini dipilih oleh Mendel karena memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
•Memilih pasangan-pasangan sifat yang kontras
•Melakukan autogami (perkawinan sendiri)
•Mudah disilangkan
•Mempunyai keturunan yang banyak
•Mempunyai daur hidup yang pendek (cepat menghasilkan keturunan)


C.Hukum-Hukum Mendel

1.Hukum Mendel I (hukum segregasi)
Gen-gen akan memisah secara bebas
2.Hukum Mendel II (hukum pengelompokan secara bebas atau asortasi)
Gen-gen dari dua pasang atau lebih akan mengelompok secara bebas.

Senin, 13 September 2010

Sistem Reproduksi Wanita

Sistem reproduksi wanita tersusun dari organ-organ seperti ovarium, tuba fallopi, uterus, vagina dan vulva.
sistem reproduksi wanita dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, terutama FSH, LH, estrogen, dan progesteron.

  • Kandung Telur (ovarium) ada sepasang terletak di depan dinding rongga pelvis, berbentuk oval, dan panjang antara 3-4 cm. Ovarium berfungsi sebagai penghasil sel telur dan hormon kelamin wanita (estrogen dan progesteron)
  • saluran telur (tuba fallopi) atau oviduk terdapat sepasang merupakan saluran diantara ovarium dan rahim, tempat terjadinya fertilisasi berperan menyalurkan ovum dari ovarium menuju uterus
  • Rahim (uterus), berperan sebagai tempat pertumbuhan dan perkembangan janin
  • Saluran kelamin (vagina), berperan sebagai alat senggama.
  • Vulva, merupakan bagian terluar dari alat reproduksi wanita

Pada saat senggama, seorang pria dapat mengeluarkan 300-400 juta sel sperma, namun hanya satu sperma yang dapat membuahi saluran telur. Sel telur yang telah dibuahi akan menjadi zigot yang menempel pada dinding rahim. 
Menstruasi 
  • Sejak seorang bayi perempuan dilahirkan, sel telur sudah ada dalam kandung telur dalam jumlah yang sangat banyak. Setelah lahir, tidak ada lagi pembentukan sel telur. Namun, dimulai pada usia sekitar 10 tahun, terjadi proses pematangan dan pelepasannya. 
  • Pelepasan sel telur yang matang dari ovarium ke tuba fallopi, disebut ovulasi. Proses ini terjadi satu kali setiap 4 minggu. Bila tidak terjadi pembuahan oleh sperma, sel telur akan mati dan bersama-sama dengan lapisan dinding rahim (endometrium) keluar dari tubuh (menstruasi)
  • Menstruasi merupakan suatu daur yang dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron.
  • Siklus menstruasi pada wanita pada umumnya terjadi setiap 28 hari, namun ada pula 21 hari, 30 hari atau yang lain.

Minggu, 12 September 2010

Ciri - Ciri Jamur

JAMUR

Jamur atau fungi banyak dikenal sebagai cendawan, lapuk, kulat, atau kapang. Jamur dapat ditemukan di batang tumbuhan, di halaman rumah setelah hujan, pada sisa makanan yang sudah basi, dan di tempat-tempat yang basah atau kaya zat organik.

Jamur bukan termasuk tumbuhan, meskipun menyerupai tumbuhan. Jamur tidak memiliki klorofil sehingga jamur tidak dapat berfotosintesis. Jamur jelas bukan termasuk hewan ataupun tidak menyerupai bakteri. oleh R.H. Wittaker (1969), jamur ditempatkan pada kingdom tersendiri berdasarkan sel yang multiseluler dan cara jamur dalam memperoleh makanan. 

Jamur bersama dengan bakteri merupakan makhluk hidup dekomposer atau pengurai. Tanpa bantuan jamur, kemungkinan besar permukaan bumi akan penuh dengan sampah.

Ciri- Ciri Jamur
  1. Merupakan organisme eukariot (inti sel sudah dilapisi selaput)
  2. Ada yang bersel tunggal ada juga yang bersel banyak
  3. Susunan jamur bersel banyak berderet-deret membentuk benang halus yang disebut hifa
  4. Selanjutnya hifa bercabang-cabang membentuk banang halus yang disebut hifa.
  5. Hifa ada yang tidak bersekat serta menyebar di dalam protoplasma yang disebut hifa koenositik
  6. Dinding sel jamur terdiri zat kitin (zat yang sama dengan eksoskeleton serangga)
  7. Jamur jenis Oomycotina dinding selnya terbuat dari selulosa. 
  8. Tidak mempunyai klorofil
  9. Makanannya berupa materi organik dari lingkungan sendiri
  10. Pencernaan dilakukan secara ekstrasel
Makanan Jamur
Berdasarkan sumber makanan, jamur dibedakan menjadi dua, yaitu :
  1. Jamur saprofit, yaitu jamur yang hidup dari sisa organik atau bahan yang telah mati, berperan sebagai pengurai daur materi
  2. Jamur parasit, yaitu jamur yang mengambil makanan secara langsung dari inangnya; pada jamur ini terdapat hifa yang khusus menyerap makanan dari inangnya dan disebut haustorium.

(dikutip dari : Sudjadi, 2006: 124)